| 501 | 506 | 511 | 516 |
| 502 | 507 | 512 | 517 |
| 503 | 508 | 513 | 518 |
| 504 | 509 | 514 | 519 |
| 505 | 510 | 515 | 520 |
Pada jaringan komputer, Wildcard Mask adalah angka mask (32-bit) yang digunakan untuk menentukan bagian alamat IP mana yang harus cocok dan mana yang boleh bervariasi. Berbeda dengan subnet mask yang memisahkan bagian jaringan dan host, wildcard mask menunjukkan rentang atau pengganti (“wildcard”) dalam konfigurasi seperti access-list atau routing.
Metode mudah: lakukan 255.255.255.255 – (subnet mask). Misalnya: subnet mask = 255.255.0.0 maka wildcard mask = 0.0.255.255.
Meski keduanya menggunakan representasi 32-bit, perannya berbeda:
Wildcard mask banyak digunakan di konfigurasi seperti:
Contoh konfigurasi ACL:
access-list 10 permit 192.168.1.0 0.0.0.255
access-list 20 permit any
Contoh:
Dua konsep fundamental untuk efisiensi alamat IP dan keamanan jaringan.
Penjelasan singkat tentang Variable Length Subnet Masking (VLSM): teknik subnetting dengan ukuran subnet yang berbeda-beda sesuai kebutuhan host tiap segmen jaringan. VLSM adalah metode modern yang wajib dikuasai oleh setiap administrator jaringan.
Sebelum VLSM ada, kita menggunakan metode **FLSM** (*Fixed Length Subnet Masking*). Dalam FLSM, ketika Anda memecah satu jaringan besar, **semua subnet yang dihasilkan harus memiliki ukuran yang sama**. Misalnya, jika Anda memecah jaringan menjadi 4 subnet dengan FLSM, dan masing-masing subnet hanya dibutuhkan 10 host, Anda mungkin berakhir dengan 4 subnet yang masing-masing mampu menampung 62 host.
VLSM (*Variable Length Subnet Mask*) adalah solusi untuk mengatasi pemborosan tersebut. Sesuai namanya, "Variable Length" berarti kita dapat menggunakan **panjang *Subnet Mask* yang bervariasi** atau berbeda-beda untuk setiap segmen jaringan, tergantung pada kebutuhan host yang paling minimal.
Proses perhitungan VLSM selalu dimulai dari kebutuhan host **TERBESAR** terlebih dahulu.
Dengan cara ini, VLSM memastikan bahwa setiap blok IP yang dialokasikan ukurannya pas dengan kebutuhan, sehingga memaksimalkan efisiensi alamat IP Anda.
Wildcard Mask adalah konsep yang melengkapi Subnet Mask. Ia bukan digunakan untuk subnetting, melainkan untuk **memfilter** atau **mencocokkan** rentang alamat IP secara fleksibel, paling umum digunakan dalam konfigurasi **Access Control List (ACL)** pada router atau firewall.
Agar mudah diingat, anggap Wildcard Mask adalah **kebalikan** dari Subnet Mask, namun memiliki fungsi yang berbeda:
| Fitur | Subnet Mask | Wildcard Mask |
|---|---|---|
| **Tujuan** | Menentukan batas **Network** dan **Host**. | Menentukan bit mana yang **harus dicocokkan** (*match*) saat memfilter. |
| **Aturan Bit** | 1 = Network, 0 = Host | 0 = Harus Cocok (*Match*), 1 = Tidak Peduli (*Don't Care*) |
Secara matematis, Wildcard Mask dapat dihitung dengan mengurangi Subnet Mask dari **255.255.255.255**.
$$\text{Wildcard Mask} = 255.255.255.255 - \text{Subnet Mask}$$
Wildcard Mask menjadi sangat kuat ketika Anda ingin mencocokkan rentang IP yang tidak mengikuti batas *subnet* normal, misalnya, mencocokkan hanya IP **genap** atau **ganjil**, atau mengizinkan dua subnet non-konsekutif dalam satu perintah ACL.
Fokus utama Anda saat menggunakan Wildcard Mask adalah pada bit **0** (*match*) dan bit **1** (*don't care*). Ini menentukan seberapa ketat atau longgar Anda ingin mencocokkan rentang alamat IP tersebut.
Dengan memahami VLSM untuk efisiensi ruang dan Wildcard Mask untuk kontrol akses, Anda telah menguasai dua senjata utama dalam manajemen jaringan IP.
Artikel ini membahas contoh penggunaan alamat IP untuk beberapa perusahaan di Indonesia
dengan prefix /18. Prefix /18 menunjukkan bahwa terdapat 18 bit untuk network ID dan 14 bit untuk host ID.
Dengan konfigurasi ini, subnet mask-nya adalah 255.255.192.0, dan setiap jaringan dapat menampung hingga 16.382 host.
| No | Nama Perusahaan | IP Address | Kelas IP | Subnet Mask | Jumlah Network | Jumlah Host Maksimal |
|---|---|---|---|---|---|---|
| 1 | PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk | 36.84.0.0/18 | Kelas A | 255.255.192.0 | 4 | 16.382 |
| 2 | PT Bank Central Asia (BCA) Tbk | 103.47.0.0/18 | Kelas B | 255.255.192.0 | 4 | 16.382 |
| 3 | PT Pertamina (Persero) | 125.160.0.0/18 | Kelas B | 255.255.192.0 | 4 | 16.382 |
| 4 | PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk | 202.152.0.0/18 | Kelas C | 255.255.192.0 | 4 | 16.382 |
| 5 | PT Astra International Tbk | 139.255.0.0/18 | Kelas B | 255.255.192.0 | 4 | 16.382 |
Berikut ilustrasi sederhana bagaimana sebuah alamat IP dengan prefix /18 dibagi:
Contoh: 192.168.0.0 /18 → Network ID terdiri dari dua oktet pertama dan 2 bit dari oktet ketiga (192.168.00),
sedangkan sisanya digunakan untuk host.
Karena ada 2 bit tambahan untuk subnetting (dari /16 ke /18), total subnet menjadi 4 subnet, masing-masing dapat menampung 16.382 host (karena 214 - 2).
255.255.192.0.| No | Nama Perusahaan | IP Address /16 | Kelas IP | Subnet Mask | Jumlah Network | Jumlah Host Maksimal |
|---|---|---|---|---|---|---|
| 1 | PT Media Telekomunikasi Indonesia | 45.200.0.0/16 | Kelas A | 255.255.0.0 | 1 | 65.534 |
| 2 | PT Energi Baru Nusantara | 103.120.0.0/16 | Kelas B | 255.255.0.0 | 1 | 65.534 |
| 3 | PT Logistik Sarana Transportasi | 110.50.0.0/16 | Kelas B | 255.255.0.0 | 1 | 65.534 |
| 4 | PT Konstruksi Mandiri Sejahtera | 118.160.0.0/16 | Kelas B | 255.255.0.0 | 1 | 65.534 |
| 5 | PT Farmasi Kemajuan Indonesia | 128.50.0.0/16 | Kelas B | 255.255.0.0 | 1 | 65.534 |
| 6 | PT Teknologi Informasi Kreatif | 139.10.0.0/16 | Kelas B | 255.255.0.0 | 1 | 65.534 |
| 7 | PT Pariwisata Global Indonesia | 150.120.0.0/16 | Kelas B | 255.255.0.0 | 65.534 | |
| 8 | PT Agribisnis Makmur Sejahtera | 157.200.0.0/16 | Kelas B | 255.255.0.0 | 1 | 65.534 |
| 9 | PT Keuangan Syariah Nusantara | 165.50.0.0/16 | Kelas B | 255.255.0.0 | 1 | 65.534 |
| 10 | PT Pelayanan Kesehatan Nur Sehat | 172.20.0.0/16 | Kelas B | 255.255.0.0 | 1 | 65.534 |
| 11 | PT Media Digital Inovasi | 175.100.0.0/16 | Kelas B | 255.255.0.0 | 1 | 65.534 |
| 12 | PT Energi Hijau Lestari | 180.90.0.0/16 | Kelas B | 255.255.0.0 | 1 | 65.534 |
| 13 | PT Transportasi Cepat Jakarta | 185.140.0.0/16 | Kelas B | 255.255.0.0 | 1 | 65.534 |
| 14 | PT Tekstil Global Karunia | 190.60.0.0/16 | Kelas B | 255.255.0.0 | 1 | 65.534 |
| 15 | PT Telekomunikasi Regional Sulawesi | 202.50.0.0/16 | Kelas C | 255.255.0.0 | 1 | 65.534 |
| 16 | PT Automotif Cipta Mandiri | 208.110.0.0/16 | Kelas C | 255.255.0.0 | 1 | 65.534 |
| 17 | PT Fintech Solusi Digital | 209.220.0.0/16 | Kelas C | 255.255.0.0 | 1 | 65.534 |
| 18 | PT Logistik Rantai Global | 216.75.0.0/16 | Kelas C | 255.255.0.0 | 1 | 65.534 |
| 19 | PT Media Seni Budaya Indonesia | 218.160.0.0/16 | Kelas C | 255.255.0.0 | 1 | 65.534 |
| 20 | PT E-commerce Marketplace Nusantara | 219.140.0.0/16 | Kelas C | 255.255.0.0 | 1 | 65.534 |
| Gambar 409. Akses Tamu Windows |
Jika akses tamu ke suatu sumber daya di jaringan Windows diblokir oleh kebijakan keamanan, ada beberapa langkah yang bisa Anda coba untuk mengaktifkannya. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan:
1. Mengubah Kebijakan Grup (Group Policy)
1. Tekan Win + R, ketik `gpedit.msc`, lalu tekan Enter.
2. Navigasikan ke:
```
Computer Configuration > Administrative Templates > Network > Lanman Workstation
```
3. Cari kebijakan "Enable insecure guest logons".
4. Klik dua kali kebijakan tersebut, pilih Enabled, lalu klik OK.
5. Restart komputer untuk menerapkan perubahan.
2. Menggunakan Registry Editor
Jika Windows Anda tidak memiliki Group Policy Editor (seperti pada Windows Home), Anda bisa mengubah Registry:
1. Tekan Win + R, ketik `regedit`, lalu tekan Enter.
2. Arahkan ke:
```
HKEY_LOCAL_MACHINE\SYSTEM\CurrentControlSet\Services\LanmanWorkstation\Parameters
```
3. Cari atau buat nilai DWORD baru dengan nama "AllowInsecureGuestAuth".
4. Klik dua kali nilai tersebut dan ubah Value Data menjadi 1.
5. Klik OK dan restart komputer.
3. Mengaktifkan Guest Account di Local Security Policy
1. Tekan Win + R, ketik `secpol.msc`, lalu tekan Enter.
2. Pergi ke:
```
Local Policies > Security Options
```
3. Temukan kebijakan "Accounts: Guest account status" dan pastikan dalam keadaan Enabled.
4. Cari "Network access: Sharing and security model for local accounts", ubah menjadi "Classic - local users authenticate as themselves".
5. Restart komputer.
4. Mengaktifkan SMBv1 (Jika Diperlukan)
Jika Anda mencoba mengakses perangkat lama yang hanya mendukung SMBv1:
1. Tekan Win + R, ketik `optionalfeatures`, lalu tekan Enter.
2. Cari "SMB 1.0/CIFS File Sharing Support", centang kotaknya, lalu klik OK.
3. Restart komputer.
> Catatan: Mengaktifkan SMBv1 dan guest login dapat meningkatkan risiko keamanan. Sebaiknya digunakan hanya dalam lingkungan yang dikontrol dan aman.
1. Alat-alat yang kita perlukan
1. Adapter/Penyuplai Daya
501 506 511 516 502 507 512 517 503 508 513 518 504 509 514 519 505 510 515 520